Thursday, August 13, 2009

sofware untuk tunanetra

Aplikasi OSS untuk Tunanetra

Seorang penyandang tunanetra tengah memperagakan permainan pingpong bagi tunanetra yang disebut A-Pong. Permainan pingpong penyandang tunanetra melawan komputer dimungkinkan lewat panduan suara dari headphone.

Rabu, 12 Agustus 2009 | 07:51 WIB

Oleh YUNI IKAWATI

Open Source Software dikembangkan di Indonesia dengan beragam tujuan. Termasuk juga untuk membuka akses bagi penyandang tunanetra. Karya inovasi ini diperagakan pada Ritech Expo 2009 yang berakhir Senin (10/8), bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Keterbatasan, bahkan ketiadaan indera penglihatan, kini memang bukan masalah lagi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berupa sistem komputer dan telepon serta layanan multi multimedia yang disuguhkan.

Hal itu dimungkinkan karena ada sistem peranti lunak antarmuka atau interface dan sistem sensor yang memungkinkan penyandang tunanetra memanfaatkan kemampuan indera pendengaran dan perabaannya untuk berkomunikasi dengan komputer.

Karya inovasi di bidang TIK yang terkait dengan sistem interaktif manusia-komputer itu ditampilkan Yayasan Mitra Netra, IGOS (Indonesia Go Open Source), dan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) pada Ritech Expo 2009 di Plaza Barat Gelora Bung Karno.

Di Yayasan Mitra Netra, dua remaja tengah asyik di depan layar komputer. Di kepala mereka terpasang headphone yang menutup kedua telinga mereka. Rupanya mereka tengah memperagakan game atau permainan pingpong bagi tunanetra yang disebut A-Pong.

Permainan pingpong penyandang tunanetra melawan komputer dimungkinkan lewat panduan suara dari headphone. Bila bola mengarah ke kiri, bunyi "tak" akan terdengar di headphone di telinga kiri dan sebaliknya. "Sedangkan bila mengarah ke tengah meja, kedua headphone akan berbunyi," ujar Hananta Mahendra dari Yayasan Mitra Netra.

Kemenangan bagi pemain bergantung pada kemahiran atau kecepatan jari memencet tombol yang sesuai untuk mengarahkan bola pingpong. Jalannya permainan itu juga ditampilkan pada layar komputer.

Game online untuk tunanetra itu berbasis peranti lunak open source. Ditambahkan Kemal Prihatman, Asisten Deputi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT), game online permainan pingpong atau tenis meja yang disebut A-Pong ini merupakan yang pertama di dunia didesain untuk tunanetra berbasis open source.

Game A-Pong dikembangkan oleh komunitas yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain para mahasiswa dari ITB yang tergabung dalam Sangkuriang Studio, yang mendapat dukungan dari KNRT, dalam pengembangan sistem operasinya. A-pong merupakan turunan dari Nusantara Online yang telah dibuat kelompok itu sebelumnya. Peranti lunak ini dapat diakses melalui intranet dan internet secara gratis.

Nusantara Online dirancang oleh peneliti di Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer ITB. Karya mereka ditampilkan pada Stan IGOS. Nusantara Online dibangun di atas mesin bernama Angel (Another Game Engine Library) menggunakan program opensource. Kemampuan Angel setara dengan mesin game kelas tinggi dan mampu menciptakan obyek tiga dimensi dengan tampilan yang nyata.

Inggris terhindar dari tikaman Belanda

Jermaine Defoe gembira setelah mencetak dua gol. Inggris pun terhindar dari kekalahan pada pertandingan persahabatan lawan Belanda, Rabu (12/8).
Kamis, 13/8/2009 | 03:56 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Penyerang Jermaine Defoe menyelamatkan Inggris dari kekalahan dalam pertandingan persahabatan melawan Belanda, Rabu (12/8). Belanda sempat menikam Inggris 2-0. Tapi, sepasang golnya memaksa Belanda puas dengan hasil imbang 2-2.

Defoe masuk lapangan pada menit ke-46, menggantikan Emile Heskey. Saat itu, Belanda unggul 2-0. Sepasang gol Belanda itu merupakan buah blunder Rio Ferdinand dan Gareth Barry.

Gol pertama Belanda yang dicetak oleh Dirk Kuyt di menit ke-10 merupakan kesalahan Rio Ferdinand. Saat itu, Ferdinand berniat membuang bola, namun ia malah seperti menyodorkan bola kepada Kuyt. Setelah melakukan sedikit gerak tipu, Kuyt berhasil menaklukkan kiper Robert Green.

Pada menit ke-38, giliran Garreth Barry melakukan blunder yang berujung gol kedua Belanda. Saat itu, Barry berniat mengumpan bola ke belakang, tetapi karena kurang cermat, bola itu dicuri oleh Arjen Robben.

Robben kemudian menggiring bola dan melepaskan tembakan keras ke arah gawang. Green berhasil menepis bola Robben. Tapi sayang, bola kemudian memantul ke kaki Rafael van der Vaart yang langsung melesakkannya ke dalam gawang Inggris.

Selain dua kesalahan itu, permainan kedua tim sebetulnya cukup seimbang. Belanda mampu membahayakan pertahanan Inggris dengan permainan sayap yang cepat.

Beberapa kali, mereka mendapat peluang gol melalui Robben, Wesley Sneijder, atau Ryan Babel. Namun, koordinasi Green dan John Terry dkk berhasil menggagalkan niat lawan membobol gawang Inggris.

Inggris juga bukan hanya mampu bertahan. Dengan permainan bola-bola pendek, mereka bisa cepat masuk ke jantung pertahanan lawan. Sayang, eksekusi Wayne Rooney dan Emile Heskey tak cukup ampuh menaklukkan Maarten Stekelenburg.

Keadaan itu terus berlangsung dan kemenangan sepertinya tak akan lepas dari tangan Belanda. Namun, keputusan Fabio Capello memasukkan Defoe mengubah jalan cerita.

Defoe hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk menjawab kepercayaan Capello dengan satu gol balasan. Gol diawali oleh umpan panjang Frank Lampard yang berhasil disambut Defoe.

Setelah menguasai bola, Defoe menggring bola ke jantung pertahanan lawan. Tendangan kerasa yang dilakukannya di akhir langkah, berhasil mengoyak gawang Stekelenburg.

Gol itu membuat Defoe semakin percaya diri. Ia semakin aktif mencari posisi strategis untuk menyambut dan mengeksekusi bola. Setelah menuggu hingga menit ke-76, Defoe mengukuhkan diri sebagai pahlawan Inggris pada pertandingan itu dengan gol keduanya.

Gol berawal dari pergerakan James Milner di sisi kanan pertahanan Belanda. Melihat Defoe berdiri bebas, ia mengirim umpan akurat kepada Defoe. Dengan penguasaan bola sempurna, Defoe mengirim bola melewati jangkauan jari-jari tangan Stekelenburg dan mendesak jaring gawang.

Gol Defoe sepertinya menjadi antiklimaks pertandingan itu. Meski masih melakukan serangan, daya gedor kedua tim sudah jauh berkurang. Skor 2-2 pun tampaknya menjadi hasil akhir paling adil bagi kedua tim.

Susunan pemain:
Belanda:
Stekelenburg; Heitinga, Ooijer, Mathijsen, Braafheid; De Jong, Schaars (Mendes da Silva 82), Sneijder (Van der Vaart 46); Van Persie (Babel 46), Arjen Robben (Afellay 55), Kuyt (Huntelaar 78)
Inggris: Green; A Cole (Bridge 84), Terry, Ferdinand, Johnson; A Young (Milner 68), Lampard, Barry (Carrick 46), Beckham (Wright-Phillips 46); Rooney (C Cole 58), Heskey (Defoe 46)

Pendidikan gratis menyesatkan

Program Pendidikan Gratis Itu Menyesatkan!
Ilustrasi: Menurut pengamat pendidikan Mohamad Surya, dilihat dari aspek etimologisnya saja, pendidikan gratis sangatlah kental bermakna politis. Dengan istilah ini, pendidikan itu kesannya menjadi komoditas. "Padahal, itu bukan barang dagangan, melainkan proses transformasi," tuturnya.
BANDUNG, KOMPAS.com - Program pendidikan gratis yang tengah gencar dipromosikan pemerintah dianggap sebagai hal yang menyesatkan. Praktik kebijakan ini dianggap justru lebih banyak menimbulkan mudaratnya, ketimbang manfaat.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam diskusi terbatas bertajuk "Implementasi Pendidikan Gratis dan Mutu Pendidikan" di Jawa Barat, Rabu (12/8) di Graha Kompas-Gramedia Bandung. Diskusi diadakan oleh Fakultas Hukum Universitas Pasundan dan Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Kewilayahan Universitas Padjadjaran.

Menurut pengamat pendidikan Mohamad Surya, dilihat dari aspek etimologisnya saja, pendidikan gratis sangatlah kental bermakna politis. Dengan istilah ini, pendidikan itu kesannya menjadi komoditas. "Padahal, itu bukan barang dagangan, melainkan proses transformasi," tuturnya.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI ini pun melihat, implementasi program pendidikan gratis yang dijalankan satu tahun ini penuh persoalan. Bagi para pemimpin, ini menjadi komoditas yang manis, tetapi sebaliknya bagi para pelaksana di lapangan.

"Sekolah jadi kerepotan, kepala sekolah dibuat pusing, sementara operasional rutin terus berjalan. Selanjutnya, malah terjadi kucing-kucingan, pelanggaran yang seolah-olah terselubung," ucap mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jabar ini.

Dalam rapat DPD beberapa waktu lalu, Surya pernah meminta agar iklan-iklan pendidikan gratis, termasuk spanduk yang ada di sekolah dicabut. Sebab, ini dianggap justru menyesatkan publik. Selain itu, dikhawatirkan hal tersebut ikut memicu penurunan mutu pendidikan.

"Yang perlu dilakukan pemerintah sebetulnya mengajak masyarakat sadar pentingnya sekolah, bahwa menyekolahkan anak itu termasuk kewajiban, jangan mengiming-imingi dengan sekolah gratis," tuturnya.